Pelangi
adalah fenomena alam indah yang sering dilihat manusia. Pelangi merupakan suatu
busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh
butir-butir air. Pelangi atau bianglala adalah gejala optik dan meteorologi
berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium
lainnya. Di langit, pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya
mengarah pada horizon pada suatu saat hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat
di sekitar air terjun yang deras.
Biasanya
fenomena ini terjadi ketika udara sangat panas tetapi hujan turun
rintik-rintik. Kita dapat melihat jelas fenomena ini, jika kita berdiri
membelakangi cahaya matahari. Pelangi dapat pula terbentuk karena udara
berkabut atau berembun.
Dalam
ilmu fisika, pelangi dapat dijelaskan sebagai sebuah peristiwa pembiasan alam.
Pembiasan merupakan proses diuraikannya satu warna tertentu menjadi beberapa
warna lainnya (disebut juga spektrum warna), melalui suatu media/ medium
tertentu pula.
Pada
pelangi, proses berurainya warna terjadi ketika cahaya matahari yang berwarna
putih terurai menjadi spektrum warna melalui media air hujan. Adapun spektrum
warna yang terjadi terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila,
dan ungu.
Fenomena
pelangi yang paling menakjubkan akan terjadi apabila udara sedikit mendung dan
terjadi hujan rintik-rintik. Saat berdiri membelakangi cahaya matahari, kita
akan mengamati pelangi dengan latar belakang awan mendung, warna-warnanya akan
tampak jelas dan tegas.
Fenomena
pelangi dapat pula terjadi di sekitar air terjun. Percikan air di sekitar air
terjun menjadi media untuk menguraikan warna dari cahaya matahari yang
bersinar. Beberapa kebudayaan di dunia menyebutkan fenomena pelangi sebagai
mitos-mitos tertentu. Di Yunani dikenal mitos bahwa pelangi merupakan jalan
dari dunia menuju surga yang dilalui oleh Dewa Pembawa Pesan, Dewa Iris.
Mitologi
Cina mengatakan bahwa pelangi merupakan torehan yang dibuat oleh Dewi Nuwa
dengan menggunakan batu dalam lima warna. Sedangkan pada mitologi India dikenal
bahwa pelangi merupakan busur panah Sang Rama sebagai reinkarnasi Wisnu.
Proses
Terjadinya Pelangi
Cahaya
matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna putih
cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya dengan panjang
gelombang yang berbeda-beda. Mata manusia sanggup mencerap paling tidak tujuh
warna
yang dikandung cahaya matahari, yang akan terlihat pada pelangi: merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Panjang
gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna bernuansa
dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut spektrum. Di dalam spektrum, garis
merah selalu berada pada salah satu sisi dan biru serta ungu di sisi lain, dan
ini ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang.
Pelangi
tidak lain adalah busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya
matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air, ia
membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi di dalam tetesan air, kita
sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari satu sisi ke sisi tetesan
air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi
yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air. Cahaya
keluar kembali dari tetesan air ke arah yang berbeda, tergantung pada warnanya.
Warna-warna pada pelangi ini tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di
paling bawah pelangi.
Pelangi
hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari
sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus berada di
antara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang orang tersebut.
Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu
garis lurus.